Minggu, 07 Maret 2010

Eksploitasi VS Investasi

Gonjang ganjing informasi rencana eksploitasi Air Dalam yang digagas oleh PT Tirta Investama (Aqua) di Desa Gekbrong Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur, membuat warga masyarakat Gekbrong jengah. ada yang setuju karena setidaknya Gekbrong akan mempunyai aset baru, rekrutmen Tenaga Kerja, pendampingan program pemberdayaan masyarakat (CSR = Corporate Sosial responsibility) dan lain lain, sedangkan sebagian masyarakat, terutama komunitas pertanian merasa cemas akan cadangan air permukaan tersedot yang akhirnya di khawatirkan air untuk pertanian, perikanan dan untuk kebutuhan masyarakat akan berkurang bahkan kering.

tetapi patut di ketahui juga hasil study banding yang di gagas camat Gekbrong Dadan Ginanjar ke Pabrik Aqua Klaten, Pada tanggal 29 Nopember 2009 s/d 1 Desember 2009 rombongan studi banding berangkat dari Kecamatan Gekbrong dan Cianjur menuju Klaten. Rombongan berjumlah 34 orang tediri dari tokoh masyarakat dan pemuda kec. Gekbrong, tokoh agama BAPPEDA, Kantor Lingkungan Hidup, Dinas PSDAP, KPP Terpadu dan PMD, Bagian Hukum, MUSPIKA Gekbrong, Para Kades Se Kec.Gekbrong, Kord. PPL Pertanian, dan utusan Lembaga Masyarakat Desa.

Setibanya di sana rombongan diterima Pimpinan Pabrik Aqua Klaten, melihat situasi Pabrik, sumber mata air masyarakat, sumur bor eksploitasi, berkumpul dengan Kepala Desa Setempat, kelompok tani dan P3A Mitra Cai.

Disana, tepatnya di Desa Polan Kecamatan Polan Harjo Kab. Klaten terdapat mata air namanya mata air KAPILALER yang sudah sejak jaman "walanda" dimanfaatkan untuk MCK, mengairi lahan pertanian dan perikanan. mata air tersebut mempunyai debit kira-kira 30 liter per detik. kira-kira 30 meter dari mata air Kapilaler dibuat Sumur Bor. Air Dalam yang berada pada cekungan desa polan tersebut ternyata hanya berada dikedalaman 50 meter saja, air keluar menyembur sendiri tanpa dipompa sebanyak 64 liter per detik, air tersebut bisa langsung kita minum, karena tidak mengandung bakteri. sumur dibuat sedemikian rupa dengan Cor beton, sehingga air permukaan yang banyak mengandung bakteri tidak sampai masuk ke air dalam cekungan bawah tanah.

Air dalam sebanyak 64 liter per detik tersebut, dialirkan ke Pabrik Aqua sebanyak 30 liter per detik dan dialirkan untuk masyarakat melalui irigasi sebanyak 34 liter per detik. pengaturan pembagian air tersebut berada dalam satu bangunan yang terkunci dan kuncinya dipegang serta dikendalikan oleh Dinas Pertambangan Kabupaten Klaten.

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Cara Keledai Membaca

Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Tetapi Timur Lenk berkata, "Ajari keledai itu membaca. Dalam dua minggu, datanglah kembali ke mari, dan kita lihat hasilnya."

Nasrudin berlalu, dan dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar. Nasrudin menggiring keledainya ke buku itu, dan membuka sampulnya.

Si keledai menatap buku itu, dan tak lama mulai membalik halamannya dengan lidahnya. Terus menerus, dibaliknya setiap halaman sampai ke halaman akhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin. "Demikianlah, " kata Nasrudin, "Keledaiku sudah bisa membaca." Timur Lenk mulai menginterogasi, "Bagaimana caramu mengajari dia membaca ?"

Nasrudin berkisah,"Sesampain ya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku, dan aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji gandum itu, sampai ia terlatih betul untuk membalik-balik halaman buku dengan benar." "Tapi," tukas Timur Lenk tidak puas,"Bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya ?"

Nasrudin menjawab,"Memang demikianlah cara keledai membaca; hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya. Kalau kita membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita setolol keledai, bukan ?"

Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO